Buddy Sevenfoldism
Senin, 09 Februari 2015
Selasa, 04 Februari 2014
GELOMBANG
GELOMBANG MEKANIS
PENGERTIAN
GELOMBANG.
Gejala
mengenai gerak gelombang banyak kita jumpai sehari-hari. Kita tentu mengenal
gelombang yang dihasilkan oleh sebuah benda yang dijatuhkan ke dalam air, sebab
hal itu mudah kita amati.
Di dalam
perambatannya ada gelombang yang memerlukan medium perantara, misalnya
gelombang air, gelombang bunyi. Tetapi ada juga yang tidak memerlukan medium
perantara, misalnya gelombang cahaya dan gelombang elektromagnet.
Di dalam
bab ini dibahas hanyalah gelombang di dalam medium yang lenting yang disebut : Gelombang
Mekanis.
Karena
sifat kelentingan dari medium maka gangguan keseimbangan ini dirambatkan
ketitik lainnya.
Jadi
gelombang adalah usikan yang merambat dan gelombang yang bergerak akan
merambatkan energi (tenaga).
Sifat umum
gelombang , antara lain :
a. dapat
dipantulkan (refleksi)
b. dapat
dibiaskan (refraksi)
c. dapat
dipadukan (interferensi)
d. dapat
dilenturkan (defraksi)
e. dapat
dipolarisasikan (diserap arah getarnya)
Berdasarkan
arah getaran partikel terhadap arah perambatan gelombang dapat dibedakan
menjadi Gelombang Transversal dan Gelombang Longitudinal.
Gelombang
Transversal ialah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus
pada arah getaran partikel.
misalnya : gelombang pada tali, gelombang
permukaan air, gelombang elektromagnetik.
Gelombang
Longitudinal ialah gelombang yang arah perambatannya searah dengan
arah getaran partikel.
misalnya : gelombang pada pegas, gelombang
bunyi.
PANJANG GELOMBANG
Bila sebuah
partikel yang bergetar menggetarkan partikel-partikel lain yang berada
disekitarnya, berarti getaran itu merambat. Getaran yang merambat disebut Gelombang
Berjalan.
Jarak yang ditempuh getaran dalam satu periode
disebut Panjang Gelombang ( l ).
Untuk lebih
jelasnya lihat animasi di WWW.Stevanus_fisika.homestead.com
Bila cepat
rambat gelombang V dan periode getarannya T maka :
PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN.

Dari titik
P merambat getaran yang amplitudonya A, periodenya T dan cepat rambat
getarannya v. Bila titik P telah bergetar t detik, simpangannya :
Dari P ke Q
yang jaraknya x getaran memerlukan
detik, jadi ketika P telah bergetar t detik, titik Q baru
bergetar
detik. Simpangan Q saat itu :
Jadi
persamaan gelombang berjalan adalah :
Perbedaan phase antara titik P dan Q adalah :
Bila
getaran itu merambat dari kanan ke kiri dan P telah bergetar t detik, maka
simpangan titik Q :
PEMANTULAN
GELOMBANG BERJALAN.
Titik P
digerakkan ke atas dan kembali ke titik seimbang. karenanya dari P merambat
gunung gelombang menuju Q. Bila Q ujung terikat, ternyata yang dipantulkan
adalah lembah gelombang.
Jadi oleh
ujung terikat gunung gelombang dipantulkan sebagai lembah gelombang, phase
gelombang terpantul berupa setengah. Tetapi
bila Q ujung yang bebas, yang dipantulkan adalah gunung gelombang.
Kesimpulan
: Pada ujung terikat phase gelombang terpantul berubah
, sedangkan pada pemantulan diujung bebas phase gelombang
terpantul tidak berubah.
PERSAMAAN
GELOMBANG STASIONER.
Pada proses
pantulan gelombang, terjadi gelombang pantul yang mempunyai amplitudo dan
frekwensi yang sama dengan gelombang datangnya, hanya saja arah rambatannya
yang berlawanan. hasil interferensi (perpaduan) dari kedua gelombang tersebut
disebut Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam.
PADA UJUNG BEBAS.

Selisih
phase gelombang datang dan gelombang pantul di ujung bebas adalah 0, jadi Dj = 0
Ini berarti
bahwa phase gelombang datang sama dengan phase gelombang pantul. Jika L adalah panjang
tali dan x adalah jarak titik C yang teramati terhadap titik pantul pada ujung
bebas, yaitu titik B. Jika A digetarkan, maka persamaan simpangan di A adalah
Titik C
yang berjarak x dari ujung bebas B, mengalami getaran gelombang dari :
Gelombang
datang : yaitu apabila A telah bergetar t detik, maka tentulah C menggetar
kurang dari t detik, selisih waktu tersebut adalah sebesar
, sehingga 
dan persamaan di C menjadi :
Gelombang
pantul : Rambatan gelombang telah
menempuh jarak L + x, sehingga beda waktunya menjadi
detik, maka
detik.
Maka
persamaan simpangan di C menjadi :
Hasil
superposisi kedua gelombang adalah : yC = yC1 + yC2 jadi :
Persamaan
di atas dapat dianggap sebagai persamaan getaran selaras dengan amplitudo
dan tergantung dari
tempat titik yang diamati. Dari ungkapan
sebagai amplitudo tidak tergantung dari pada waktu. Oleh
karena pada simpul nilai amplitudo adalah nol dan lagi tidak merupakan fungsi
dari pada waktu (t), maka :
Dengan
ungkapan ini terbuktilah , bahwa jarak simpul ke titik pantul bebas adalah : 
Jarak
antara dua simpul berturutan adalah :
Tempat-tempat
yang menyatakan perut mempunyai harga amplitudo yang maksimal,
jadi :
Jadi
terbukti pula, bahwa jarak perut ke titik pantul bebas adalah bilangan genap
kali
panjang gelombang atau
.
UJUNG TERIKAT (UJUNG TETAP)
Dititik
pantul yang tetap gelombang datang dan gelombang pantul berselisih phase
, atau gelombang pantul berlawanan dengan phase gelombang
datang
. datang Jadi A digetarkan transversal maka 
Jika titik
C yang kita amati, maka bagi gelombang yang datang dari kiri (gelombang datang)
waktu menggetarnya C, yaitu tC terhadap waktu menggetarnya A, yaitu
tA = t detik berbeda
detik, sehingga
. Jadi :
Bagi
gelombang pantul yang datang dari kanan waktu getar C berselisih
detik dan fasenya
berselisih
, atau p,
sehingga :
Maka hasil
superposisi gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung terikat adalah :
yC = yC1 + yC2
Jadi :
Ungkapan
ini dapat diartikan sebagai
persamaan getaran selaras
dengan amplitudo
Jadi
terbukti pula, bahwa jarak simpul ke titik pantul tetap adalah bilangan genap
kali
panjang gelombang atau
jarak antara dua
simpul berturutan adalah : 
Tempat
perut menunjukkan simpangan yang maksimal, jadi :
Disini
terlihat pula, bahwa jarak perut ke titik pantul tetap adalah bilangan ganjil
kali
panjang gelombang dan harga maksimum simpangan (amplitudo)
gelombang stasioner adalah dua kali amplitudo gelombang yang menimbulkan
inteferensi.
Jarak
antara simpul dengan perut yang terdekat adalah :
Sedangkan
jarak antara dua perut yang berturutan adalah :
PERCOBAAN
MELDE
Percobaan
Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam
dawai.
Perhatikan gambar di bawah ini.

Pada salah
satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi
kuat. kawat halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi
beban, misalnya sebesar g gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet
secara terus menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh garpu tala
konstan.
Untuk
menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Setelah terbentuk
pola gelombang stasioner dalam kawat dan jika diamati akan terlihat adanya
simpul dan perut di antara simpul-silpul tersebut. Diantara simpul-simpul itu
antara lain adalah A dan K yaitu ujung-ujung kawat tersebut, ujung A pada garpu
tala dan simpul K pada bagian yang ditumpu oleh katrol. Pada seluruh panjang
kawat AK = L dibuat terjadi 4 gelombang, maka kawat mempunyai l1 =
L. Apabila f adalah frekwensi getaran tersebut, maka cepat
rambat gelombang dalam kawat adalah v1 = f . l1 =
f L
Jadi
sekarang beban di tambah hingga menjadi 4g gram, maka pada seluruh panjang
kawat ternyata hanya terjadi 2 gelombang, jadi : 2 l2 = L l2 =
L sehingga :
v2
= f . l2 =
f L
Kemudian
beban dijadikan 16g gram, maka pada seluruh panjang kawat hanya terjadi satu
gelombang, jadi : l3 = L, maka
v3 = f . l3 = f L
Beban
dijadikan 64g gram, maka pada seluruh panjang
kawat hanya terjadi
gelombang, jadi :
l4 = L l4 =2 L sehingga v4 = f . l4 = 2f . L
Dari hasil
pengamatan ini, maka timbul suatu anggapan atau dugaan, bahwa agaknya ada
hubungan antara cepat rambat gelombang dengan berat beban, yang pada hakekatnya
merupakan tegangan dalam kawat. data pengamatan tersebut di atas kita susun
sebagai :
|
Pengamatan
I
|
F1
= g
|
l1 =
|
v1 =
|
|
Pengamatan
II
|
F2
= 4 g
|
l2 =
|
v2 =
|
|
Pengamatan
III
|
F3
= 16 g
|
l3 = L
|
v3 =
f . L
|
|
Pengamatan
IV
|
F4
= 64 g
|
l4 =
2 L
|
v4 = 2 f . L
|
Data di
atas kita olah sebagai berikut :
KESIMPULAN 1.
Cepat
rambat gelombang dalam tali, kawat, dawai berbanding senilai dengan akar gaya
tegangan kawat, tali dawai tersebut.
Percobaan
di atas diulang kembali dengan bahan sama, panjang kawat tetap, beban sama
(dimulai dari 16 g gram), hanya saja
luas penampang kawat dibuat 4 kali lipat, maka dapat kita amati sebagai berikut
:
l1’ =
L sehingga v1’=
.f L
v3
= f .L (dari percobaan pertama, dengan menggunakan 16g gram) maka :
Percobaan
diulangi lagi dengan beban tetap 16 g gram, akan tetapi kawat diganti dengan
kawat yang berpenampang 16 kali lipat (dari bahan yang sama dan panjang tetap),
maka dalam kawat terjadi 4 gelombang, sehingga :
l2’ =
L sehingga v2’=
.f L sehingga : 
Apabila
panjang kawat tetap dan dari bahan yang sama, sedangkan penampang diubah, maka
berarti sama dengan mengubah massa kawat. Kalau massa kawat semula adalah m1,
maka pada percobaan tersebut massa kawat berturut-turut diubah menjadi m2
= 4 m1
dan m3
= 16 m1. dari data percobaan kedua, setelah diolah sebagai berikut :
Dari
pengolahan data tersebut dapatlah disimpulkan :
KESIMPULAN 2.
Cepat
rambat gelombang berbanding balik nilai akar kuadrat massa kawat, asalkan
panjangnya tetap.
Percobaan
selanjutnya diulangi lagi, akan tetapi diusahakan agar massa kawat antara
simpul-simpul A dan K tetap, sedangkan panjang AK variabel. Ternyata cepat
rambatnyapun berubah pula, meskipun beban tidak berubah, Kalau jarak AK menjadi
jarak semula yaitu =
L, maka cepat rambatnya menjadi
kali semula, sebaliknya jika panjang kawat AK dilipat empatkan dari AK semula, menjadi 4 L
maka cepat rambatnya menjadi 2 kali cepat rambat semula, asalkan massa kawat
tetap. Dari percobaan ketiga ini dapatlah disimpulkan.
KESIMPULAN 3.
Untuk massa
kawat yang tetap, maka cepat rambat gelombang berbanding senilai dengan akar
kuadrat panjang kawat.
Kesimpulan
(2) dan (3) dapat disatukan menjadi : Cepat rambat gelombang dalam kawat
berbanding terbalik nilai dengan akar massa persatuan panjang kawat.
Jika massa
persatuan panjang kawat ini dimisalkan atau dilambangkan dengan, maka
kesimpulan (1) sampai dengan (3) di atas dapat dirumuskan menjadi :
v = cepat
rambat gelombang dalam kawat (tali, dawai)
F = gaya
tegangan kawat
m = massa persatuan panjang
kawat
k = faktor
pembanding, yang dalam SI harga k = 1.
Satuan :
dalam SI :
F = newton 
EFFEK DOPPLER
Memang benar jika dikatakan, bahwa frekwensi bunyi
sama dengan frekwensi sumbernya. Akan tetapi tidaklah selalu demikian antara
frekwensi sumber bunyi dengan frekwensi bunyi yang kita dengar. Apabila antara
sumber bunyi dan pendengar tidak ada gerakan relatif, maka frekwensi sumber
bunyi dan frekwensi bunyi yang didengar oleh seseorang adalah sama. Akan tetapi
jika antara sumber bunyi dan si pendengar ada gerak relatif, misalnya sumber
bunyi bergerak mendekati si pendengar, atau si pendengar bergerak mendekati
sumber bunyi, atau keduanya bergerak saling mendekati atau menjauhi, ternyata
antara frekwensi sumber bunyi dan frekwensi bunyi yang didengar tidaklah sama.
Suatu contoh misalnya ketika anda naik bis dan berpapasan dengan bis lain yang
sedeang membunyikan klakson, maka akan terdengar suara yang lebih tinggi,
berarti frekwensinya lebih besar dan sebaliknya ketika bis menjauhi anda, bunyi
klakson terdengar lebih rendah, karena frekwensi bunyi yang didengar berkurang.
Peristiwa ini dinamakan Effek Doppler.
Jadi Effek Doppler adalah peristiwa berubahnya harga
frekwensi bunyi yang diterima oleh pendengar (P) dari frekwensi suatu sumbner
bunyi (S) apabila terjadi gerakan relatif antara P dan S.
Oleh Doppler dirumuskan sebagai :
fP adalah frekwensi yang didengar oleh
pendengar.
fS adalah
frekwensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi.
vP adalah
kecepatan pendengar.
vS adalah
kecepatan sumber bunyi.
v adalah kecepatan bunyi di udara.
Tanda + untuk vP dipakai bila pendengar
bergerak mendekati sumber bunyi.
Tanda - untuk
vP dipakai bila pendengar bergerak menjauhi sumber bunyi.
Tanda + untuk vS dipakai bila sumber
bunyi bergerak menjauhi pendengar.
Tanda - untuk
vS dipakai bila sumber bunyi bergerak mendekati penengar.
a. Jika terdapat angin dengan
kecepatan va dan menuju pendengar maka v menjadi (v+va)
b. Jika angin menjauhi
pendengar maka v menjadi (v-va)
-----o0o------
I. CONTOH SOAL
Contoh 1.
Y = 10 sin (3t – 0,25 x)
adalah suatu persamaan gelombang transversal, x dan y dalam cm. Carilah
kecepatan gelombang tersebut.
Contoh 2.
Suatu gelombang transversal
mempunyai persamaan :
Y = 10 cos 0,25px sin 3t
x dan y dalam cm
Hitunglah kecepatan
gelombang tersebut.
Contoh 3.
Suatu tali panjangnya 5 m,
amplitudo 10 cm, ujung A digetarkan dan ujung B bebas, kecepatan getar A 4 m/s
dan periodenya ½ detik. Titik C terletak 3 meter dari ujung A. carilah
simpangan A dan simpangan C saat A telah bergetar :
a. ½ detik
b. 
c. 
d. 
Contoh 4.
Sebuah sumber bunyi dari 700
Hz bergerak dengan kecepatan 20 m/s menjauhi seorang pengamat yang diam. Berapa
frekwensi yang di dengar oleh pengamat jika terdapat angin yang bergerak dengan
kecepatan 10 m/s searah sumber bunyi dan
kecepatan bunyi 340 m/s.
Contoh 5.
Sebuah pipa organa tertutup panjangnya 80 cm, ditiup dan
menghasilkan nada atas kedua. Berapakah panjang pipa organa terbuka yang dapat
menghasilkan nada atas pertama yang beresonansi dengan nada atas kedua pipa organa
tertutup tersebut.
Contoh 6.
Suatu sumber bunyi
memancarkan energi ke segala arah. Jika jarak sumber bunyi terhadap pendengar
dibuat lebih jauh empat kali jarak semula. Berapakah berkurangnya taraf
intensitasnya ?
TUGAS SOAL-SOAL
1. Ditentukan persamaan
gelombang y = 0,5 sin
p (0,25 x - 100 t) dimana t
dalam detik, x dan y dalam cm, maka tentukanlah :
Amplitudo, Frekwensi, Panjang gelombang,
Periode gelombang dan Kecepatan rambat gelombang.
2. Persamaan suatu gelombang di
sebuah tali diberikan : y = 0,06 sin (8t - 5x) x dan y dalam meter ; t dalam
detik Bila massa persatuan panjang tali = 0,01kg/m, tentukanlah :
Frekwensi, Panjang gelombang, Kecepatan
gelombang, Amplitudo dan Tegangan talinya.
3. Sebuah dawai bergetar,
simpangannya sebagai fungsi waktu adalah y = 2 sin 0,16x cos 750 t , x dan y
dalam cm dan t dalam detik. Tentukanlah
:
a. Amplitudo dan kecepatan
masing-masing komponen penyusun getaran tersebut.
b. Jarak antara
simpul-simpul.
c. Kecepatan partikel dalam
dawai pada posisi x = 5 dan t = 2.10-3 detik.
4. B adalah ujung terikat dari
tali AB yang panjangnya 4 m. A digetarkan dengan amplitudo 3 cm dengan
frekwensi 4 cps, sehingga pada tali terjadi gelombang transversal dengan cepat
rambat 4 m/s. Titik P yang terletak 3
m
dari A mempunyai simpangan berapa, jika titik A telah menggetar 2
detik.
5. Seutas tali yang panjangnya
12 m, meter. Tali direntangkan sedemikian sehingga ujung A bebas dan ujung B
terikat. Titik C yang letaknya tepat di tengah-tengah tali digetarkan dengan
periode
detik
dan dengan amplitudo 25 cm, sehingga baik ke kiri maupun ke kanan terjadi
gelombang transversal dengan cepat rambat 10 m/s. Jika C digetarkan selama 1
detik, maka tentukanlah :
a. Besar simpangan titik D
dan E yang terletak
meter
di sebelah kiri dan
kanan titik C.
b. Amplitudo titik-titik
tersebut.
6. Sepotong kawat panjangnya 10
meter yang ujungnya bertambat erat, sedang ujung lain digetarkan terus menerus
dengan amplitudo 4 cm dan periode 0,1 detik. Jika cepat rambat yang terjadi 20
m/s, tentukanlah simpangan titik P yang terletak pada kawat sejauah 4
meter
dari titik pantul.
7. Dawai yang massanya 0,2 gram
dan panjangnya 80 cm, salah satu ujungnya diikatkan pada sebuah garpu tala yang
memberikan frekwensi 250 HZ. Berapa tegangan tali yang harus diberikan agar
tali dapat menggetar dengan empat perut gelombang.
8. Pada percobaan Melde
digunakan garpu tala sebagai sumber getar. Frekwensi yang ditimbulkannya adalah
365 Hz. tali yang dihubungkan dengannya direntangkan dengan beban 96 gram.
Apabila jarak antara dua simpul yang berturutan = 4 cm, maka tentukanlah :
a. Cepat
rambat gelombang pada tali.
b. Berapa
tegangan yang harus diberikan agar jarak antara dua simpul yang berturutan
menjadi 5 cm.
c. Berat dari
1 cm tali tersebut, apabila g =980 cm/det2
9. Sepotong dawai tembaga
dengan massa jenis 9.103 kg/m3 yang panjangnya 2 meter
dan berpenampang 10-6 m2 mendapat tegangan oleh suatu
gaya sebesar 360 N. Jika dawai dipetik, berapa frekwensi nada atas keduanya.
10. Sebuah pipa organa terbuka
menghasilkan nada atas kedua sebesar 1500 Hz. Bila cepat rambat suara di udara
340 m/s. Tentukanlah panjang pipa organa tersebut.
Bila dengan panjang pipa di atas
dijadikan pipa organa tertutup berapakah frekwensi nada atas pertamanya.
11. Sebuah pipa organa terbuka menghasilkan
nada dasar dengan frekwensi 249 cps. Sebuah dawai yang panjangnya 54 cm dengan
gaya tegangannya menghasilkan nada dasar dengan frekwensi 440 cps. Pipa organa
dihembus lebih kuat sehingga dihasilkan nada atas pertamanya. dawai sekarang
diperpendek menjadi 48 cm dengan gaya tegangan tetap. lalu dipetik bersama-sama
dengan hembusan pipa organa tersebut. Berapa layangan yang terjadi.
12. Sepotong dawai yang panjangnya 101 cm menghasilkan nada dasar
yang menimbulkan layangan 2 Hz dengan nada dasar pipa organa tertutup yang
panjang pipanya 42,5 cm. layangan hilang bila kawat dui potong 1 cm. Berapa
panjang pipa organa harus diubah, agar tidak terjadi layangan, apabila dawai
tidak dipotong.
13. Sebuah pipa organa terbuka
menghasilkan nada dasarnya dengan frekwensi 170 Hz. Bila panjang pipa organa
terbuka tersebut sama dengan panjang sebuah pipa organa tertutup, maka berapa
frekwensi nada atas pertama yang dihasilkan oleh pipa organa tertutup ini, bila
cepat rambat bunyi di udara 340 m/s.
14. Sebuah pipa organa tertutup
panjangnya 50 cm dan sebuah dawai panjangnya 1 m, kedua dawai menghasilkan nada
dasarnya, dan menyebabkan timbul 2 layangan per detik. nada dawai lebih tinggi.
Kemudian dawai dipotong 66 cm dengan diberi tegangan tetap. nada yang
dihasilkan dawai ini dengan nada atas pertama pipa organa membuat 4 layangan
per detik, kini nada pipa organa yang lebih tinggi.
a. Hitung frekwensi nada
dasaar pipa organa dan nada dasar dawai sebelum dipotong.
b. Hitung kelajuan rambat
bunyi dalam udara dan dawai.
15. Sebuah petasan diledakkan di
suatu tempat. Pada jarak 2 meter dari pusat ledakan intensitasnya = 10-4 watt/m2.
Tentukanlah daya ledakan dan intensitas bunyi pada jarak 20 meter dari pusat
ledakan.
16. Dalam suatu ruang periksa di
Puskesmas ada seorang bayi menangis dengan taraf intensitas 80 dB. Bila dalam
ruang tersebut terdapat 10 orang bayi yang menangis bersamaan dengan kekuatan
sama, hitunglah taraf intensitasnya.
17. Hitung perbandingan
intensitas dua sumber bunyi yang mempunyai perbedaan taraf intensitas = 8 dB.
18. Pada jarak 2 meter sumber
ledakan mempunyai taraf intensitas 90 dB. Berapa taraf intensitas ledakan pada
jarak 20 meter.
19. Sebuah kereta api bergerak
dengan kecepatan 72 km/jam mendekati dan kemudian meninggalkan stasiun (tanpa
berhenti di stasiun) dan dengan kelajuan tetap. jika peluit yang dibunyikan
berfrekwensi 440 Hz dan cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, maka tentukanlah
perbandingan frekwensi tertinggi dan terendah oleh seseorang di stasiun.
20. Sebuah garpu tala
frekwensinya 400 Hz digerakkan menjauhi pendengar, dan mendekati dinding dengan
kecepatan 2 m/s. Jika kecepatan bunyi di udara 340 m/s. Berapa pelayangan akan
terdengar perdetik, jika bunyi dipantulkan oleh dinding dan dianggap tidak ada
penyerapan.
21. Suatu bunyi dengan tingkat
kebisingan 75 dB, sedangkan bunyi kedua dengan tingkat 72 dB, Berapakah tingkat
kebisingan bila kedua suara tadi digabungkan.
22. Dua gelombang bunyi
intensitasnya masing-masing 10 dan 500 watt/cm2. Berapa perbedaan
taraf inensitasnya dinyatakan dalam dB jika intensitas ambang 10-12 watt/m2
1. Sifat-Sifat Bunyi
Bunyi adalah hasil dari getaran.
Contohnya saat kita menggetarkan garputala, getaran pada garputala yang sampai
ke telinga mirip dengan gelombang longitudinal pada slinki (pegas spiral). Di beberapa tempat molekul akan didorong
sehingga lebih berdekatan pada tekanan yang lebih tinggi (rapatan) dan di
beberapa temapat lainnya molekul-molekul udara didorong saling berjauhan pada
tekanan yang lebih rendah (renggangan).
Rapatan
dan renggangan molekul-molekul udara dirambatkan sepanjang ruang ke telinga,
sehingga kita mendengar bunyi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa molekul-molekul
udara hanya bergetar maju mundur dan tidak merambat sepanjang ruangan. Jadi,
gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal.
Syarat-syarat terdengarnya bunyi:
- Ada
benda yang bergetar
- Ada
zat antara (medium tempat perambatan bunyi)
- Ada
penerima yang berada didekat atau didalam jangkauan sumber bunyi
2. Perambatan Bunyi Memerlukan Medium
Hampir
semua zat dapat mengahasilkan rapatan dan renggangan. Oleh karena itu, bunyi
dapat merambat melalui zat gas, zat cair atau zat padat. Apakah bunyidapat
merambat melalui daerah hampa udara (vakum)? Atau apakah bunyi dapat merambat
tanpa zat antara atau medium?
Para
astronot Apollo 11 yang telah mendarat di Bulan telah membuktikan bahwa mereka
tidak dapat berbicara langsung walaupun jarak mereka sangat dekat. Untuk
berkomunikasi, mereka harus menggunakan gelombang
radio, sama seperti ketika kita berkomunikasi melalui handphone. Tidak seperti di Bumi, Bulan tidak memiliki atmosfer
sehingga tidak ada partikel untuk membawa gelombang bunyi. Jadi, untuk
merambat, bunyi memerlukan zat antara (medium). Bunyi tidak dapat merambat
melalui hampa udara (vakum). Maka, dapat disiumpulkan syarat terjadinya bunyi
adalah: 1) ada benda yang bergetar (sumber bunyi) dan 2) ada medium sebagai
perambat bunyi.
3. Bentuk Gelombang Bunyi
Bentuk
gelombang bunyi dapat dilihat dengan menggunakan mikrofon dan sebuah osiloskop.
Bunyi ditangkap oleh mikrofon dan diubah menjadi sinyal tegangan listrik, lalu
bemtuk gelombangnya ditampilkan pada layar osiloskop. Bentuk gelombangnya
tampak seperti bentuk gelombang transversal. Panjang gelombang bunyi adalah
jarak antara dua pusat renggangan atau pusat rapatan yang berdekatan. Panjang
gelombang adalah satu bukit dan satu lembah gelombang.
Untuk
gelombang bunyi, seperti halnya semua gelombang berlaku:
Cepat rambat bunyi = panjang
gelombang x frekuensi
(m/s)
(m) (Hz)
4. Cepat Rambat Bunyi
Cepat
rambat bunyi dapat didefinisikan sebagai hasil bagi jarak antara sumber bunyi
dan pendengar dengan selang waktu yang diperlukan bunyi untuk merambat.
Secara
matematis dapat dirumuskan:
Keterangan:
v
= cepat rambat gelombang bunyi (m/s)
s
= jarak yang ditempuh (m)
t
= waktu tempuh (s)
Karena bunyi merupakan suatu bentuk
gelombang, dapat dituliskan:
Keterangan:
T
= periode bunyi (s)
Contoh soal 1.1
Setelah terjadi kilat, 10 sekon
kemudian terdengar suaranya. Jika kecepatan bunyi ditempat itu 340 m/s.
Berapakah jarak pendengar ke sumber bunyi?
Penyelesaia:
Diketahui : t = 10 sekon
v = 340 m/s
Ditanyakan : s = ......?
Jawab :
s = v.t
s = (300 m/s) (10 s) = 3.400 meter
Jadi, jarak pendengar ke sumber bunyi
adalah 3.400 meter.
Contoh soal 1.2
Gelombang bunyi merambat diudara dengan
kecepatan 300 m/s. Jika panjang gelombangnya adalah 25 cm, berapakah frekuensi
gelomabang tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : v = 300 m/s
Ditanyakan : f = ......?
Jawab :
f = v/λ
= 1.200 Hz
Jadi frekuensi
gelombang tersebut adalah 1.200 Hz.
Tabel 1.1 Cepat rambat bunyi dalam
berbagai zat pada suhu 150C
|
Zat
|
Cepat rambat bunyi (m/s)
|
|
Gas
-
Udara
-
Helium
Zat cair
-
Air
Zat padat
-
Marmer
-
Kayu
-
Aluminium
-
Besi
|
340
977
1500
3810
3850
5000
5120
|
Pada Tabel 1.1 ditunjukkan bahwa secara umum cepat
rambat bunyi paling besar dalam zat padat, diikuti zat cair, dan gas. Dengan
kata lain, bunyi merambat paling baik
dalam zat padat dan paling buruk dalam
zat gas.
Perbedaan cepat rambat bunyi
disebabkan oleh jarak antar partikel (antar atom atau antar molekul) dalam ketiga
wujud zat.
Dalam padatan, jarak antar
partikelnya sangat berdekatan, sehingga energi yang dibawa oleh getaran mudah
dipindahkan dari satu partikel ke partikel lainnya tanpa partikel itu
berpindah. Itulah sebabnya cepat tambat bunyi dalam padatan paling besar.
Sebaliknya, dalam gas jarak antarpartikel berjauhan, sehingga energi yang
dibawa getaran lebih sukar dipindahkan dari satu partikel gas ke pertikel gas
lainnya. Akibatnya, cepat rambat bunyi dalam gas paling kecil.
5. Batas Pendengaran Manusia
Manusia memiliki
keterbatasan pendengaran. Telinga normal umumnya hanya dapat mendengar bunyi
yang memiliki frekuensi 20 Hz -20.000 Hz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam
daerah tersebut dinamakan audiosonik. Bunyi
yang memiliki frekuensi lebih rendah dari 20 Hz dinamakan infrasonik, sedangkan unyi yang memiliki frekuensi lebih tinggi
dari 20.000 Hz dinamakan ultrasonik. Baik
infrasonik maupun ultrasonik tidak dapat di dengar oleh manusia.
Seorang pemuda dapat
mendengar bunyi frekuensi terendah 20 Hz dan frekuensi tinggi 20.000 Hz, tetapi
begitu umurnya bertambah, jangkauan frekuensi pendengaran menjadi berkurang.
Kira-kira 20% dari populasi penduduk dunia menderita cacat pendengaran. Cacat
ini dapat disebabkan oleh usia tua, infeksi dalam telinga, atau kerusakan cochlea oleh bunyi yang sangat keras
(misalnya musik keras dalam ruangandiskotik atau suara bising di pabrik). Oleh
karena itu, pekerja di pabrik-pabrik yang bising harus memakai alat pelindung
telinga untuk meredam kebisingan. Jadi, kamu harus selalu menghindari
bunyi-bunyian yang sangat bising sebab sekali telinga kamu rusak, telingamu
tidak dapat diperbaiki (saraf-saraf dalam cochlea
telingamu mati).
Jangkrik dan anjing dapat mendengar bunyi infrasonik. Anjing juga
dapat mendengar bunyi ultrasonik. Karena anjing dapat medengar bunyi infrasonik
dan ultrasonikyang tidak dapat didengar oleh manusia, anjing disebut hewan yang
pendengarannya sangat tajam dan digunakan oleh manusia sebagai penjaga rumah.
Kelelawar selain bisa
mendengar bunyi infrasonik juga dapat memancarkan gelombang ultrasonik. Pancaran ultrasonik memungkinkan
kelelawar untuk menentukan jarak suatu benda terhadap dirinya berdasarkan selang waktu kembalinya pancaran
ultrasonik. Itulah sebabnya kelelawar tidak dapat melihat.
Latihan
1.
Jelaskan mengapa kita
dapat mendengarkan bunyi!
2.
Sebuah petir terlihat
cahayanya. Setelah 3 sekon barulah terdengar suara guntur. Jika cepat rambat
bunyi diudara 330 m/s. Hitung jarak terjadinya petir!
3.
Gelombang bunyi
merambat diudara dengan kecepatan 300 m/s jika panjang gelombangnya 50 cm
berapakah frekuensi gelombang tersebut?
4.
Jelaskan perbedaan
antara infrasonik, audiosonik dan ultrasonik serta bagaimana aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari!
1. Hubungan antara Nada dengan Frekuensi Bunyi
Ada
dua jenis bunyi, yaitu desah dan nada. Desah adalah bunyi yang frekuensinya
tidak teratur, misalnya bunyi daunditiup angin dan bunyi ombak di pantai. Bunyi
yang dihasilkan alat-alat musik selalu menghasilkan jumlah getaran yang sama
dalam tiap satuan waktu. Bunyi yang demikian disebut nada.
Banyak
getaran lengkap yang dibuat dalam satu sekon disebut frekuensi. Jadi, nada bunyi bergantung pada frekuensi sumber
bunyi: makin tinggi frekuensi sumber bunyi, makin tinggi nada bunyi yang
dihasilkan.
Simbol
nada C, D, E, F, G, A, B, c, d, e, f, g, a, b. Masing-masing emiliki frekuensi
yag teratur.misalnya, sebuah garputala mengeluarkan nada musik A, artinya
garputala bergetar sebanyak 440 kali tiap sekonnya. Halini mengasilkan 440
pasang rapatan dan renggangan. Engan kata lain nada A menghasilkan frekuensi
440 Hz.
Tabel 2.1 Deretan Nada dan
Perbandingan Frekuensinya
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
A
|
B
|
D
|
|
24
|
27
|
30
|
32
|
36
|
40
|
45
|
48
|
Nada-nada
yang akan diketahui frekuensinya dapat dibandingkan dengan nada yang sudah
diketahui frekuensinya. Misalnya: Frekuensi nada C berbanding frekuensi nada E
adalah fC : fE = 24 : 30
Contoh soal 2.1
Jka diketahui nada A sebesar 440 Hz.
Hitunglah frekuensi nada D!
fA : fD = 40 : 27
440:fD = 40 : 27
fD x 40 = 440 Hz x 27
=
11880/40
=
297 Hz
2. Kaitan antara Kuat
Bunyi dengan Amplitudo
Ketika
kita memetik gitar secara perlahan-lahan tampak simpang gitar (amplitudo) yang
dihasilkan senar tidak begitu lebar dan bunyi terdengar lemah namun saat kita
memetik gitar lebih kuat ternyata amplitudo yang dihasilkan bertambah besar dan
bunyi yang terdengar lebih kuat. Jadi,
kuat bunyi bergantung pada amplitudo: makin kuat atau keras bunyi makin besar
ampitudo.
3. Hukum Marssene
Ada empat (4) faktor ynag
mempengaruhi frekuensi alami sebuah senar/dawai/kawat, yaitu:
a.
Panjang
senar
b.
Luas
penampang senar
c.
Tegangan
senar
d.
Massa
jenis senar
4. Resonansi
Ikut
bergetarnya suatu benda ketika benda lain digetarkan. Syarat resonansi adalah:
frekuensi benda ynag bergetar sama dengan frekuensi alami benda yang ikut
bergetar.
Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
resonansi:
a.
Rusaknya bangunan (
bangunan ) akibat resonansi, karena frekuensi alami jembatan ( bangunan ) sama
dengan frekuensi datangnya angin.
Contoh
: Robohnya jembatan gantung selat Tacoma yang barus dibangun 4 bulan, akibat
frekuensi alami jembatan sama dengan frekuensi ayunan maka jembatan berayun
dengan hebat aadan akibatnya roboh.
b.
Pecahnya gelas di dekat
orang bernyanyi
Shock breaker digunakan untuk meredam getaran ketika mobil
melalui jalan berlubang.
Manfaat
resonansi :
Ayunan,
kita bisa hanya memberikan sedikit dorongan, tetapi ayuan sudah berayun tinggi
jika frekuensi alami ayunan sama dengan frekuensi dorongan. Oleh karena itu
ayunan akan kacau jika diberi dorongan sembarang, hal ini karena frekuensi
alami ayunan tidak sama dengan dengan frekuensi dorongan.
Selaput kendang pendengaran akan
segera beresonansi jika ada udara bergetar. Ketika getaran ini disampaikan ke
otak, otaklah yang mengolah geatran itu menjadi suara.
Alat-alat musik pada umunya
dibuat berongga, dimaksudkan agar udara di dalam alat musik itu beresonansi
ketika alat musik dibunyikan.
Contoh
: kentongan, biola, gitar, seruling, saxopon, terompet, klarinet, trombon,
piano, beduk dsb.
5. Hukum Pemantulan Bunyi
Gambar 2.1 Pemantulan
Gelombang Bunyi
Hukum pemantulan bunyi berbunyi:
a.
Bunyi datang, garis
normal dan bunyi pantul terletak pada satu bidang dan berpotongan pada satu
titik
b.
Sudut
pantul sama dengan sudut datang (r=i)
Sudut datang adalah sudut antara bunyi
datang dan garis normal. Sudut pantul adalah sudut antara bunyi pantul dan
garis normal.
6. Manfaat Pemantulan Bunyi
Pemantulan
bunyi memiliki berbagai manfaat antar lain:
a.
Menentukan cepat rambat
bunyi diudara
b.
Survei geofisika
c.
Kacamata tunanetra
d.
Mengukur kedalaman laut
e.
Mendeteksi cacat dan
retak pada logam
f.
Mengukur ketebalan
pelat logam
Bunyi
pantul yang dietrima telah menepuh dua kali perjalanan, yaitu dari sumber bunyi
ke pemantul dan dari pemantul ke
penerima atau pendengar. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke pemantul adalah
1/2t.
Oleh
karena itu, jarak yang ditempuh oleh bunyi yang dipantulkan dapat ditulis:
Dengan:
s = jarak yang akan ditentukan (m)
v = cepat rambat bunyi (m/s)
t = waktu yang ditempuh untuk
menempuh dua kali perjalanan (s)
Contoh
soal 2.1
Prinsip
pemantulan bunyi digunakan untuk mengukur kedalaman laut. Bunyi pantul
terdengar 0,2 sekon setelah bunyi aslinya. Jika cepat rambat bunyi dalam air laut 1.500 m/s,
hitunglah kedalaman air laut tersebut!
Penyelesaian :
Diketahui : t = 0,2 sekon
v = 1.500 m/s
Ditanyakan : s = ......?
Jawab :

= 150 meter
Jadi,
kedalaman laut tersebut adalah 150 meter dari permukaan laut.
6. Macam-Macam Bunyi Pantul
a.
Bunyi pantul yang
memperkuat bunyi asli
Bunyi pantul yang
terdengar bersamaan dengan bunyi asli. Ini terjadi jika jarak dinding pemantul
dekat dengan sumber bunyi. Contoh : guru menerangkan pelajaran di kelas, kamu
menyanyi di kamar mandi.
Kuat
bunyi bergantung pada empat faktor, yaitu:
-
Amplitudo sumber bunyi
-
Jarak antara sumber
bunyi dan pendengar
-
Resonansi
-
Adanya dinding pemantul
(reflektor)
b.
Gaung atau kerdam
Gaung
atau kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian bersamaan dengan bunyi asli
sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas. Ini terjadi jika jarak dinding
pemantul agak berjauhan dengan sumber bunyi.
Untuk
menghindari terjadinya gaung, dinding-dinding dalam bioskop, studio radio atau
televisi, studio rekaman dan gedung pertunjukkan dilapisi oleh zat kedap
(peredam) suara. Zat kedap suara yang biasa digunakan adalah kain wol, kapas,
karton, kaca dan besi.
Contoh : suara di dalam
aula, pak guru olah raga menerangkan teknik olah raga di lapangan.
c.
Gema
Gema
adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli. Ini terjadi jika jarak
dinding pemantul sangat jauh dengan bunyi asli.
Contoh : orang
berteriak di depan lereng gunung.
Latihan
1.
Tentukan
frekuensi nada C dan G jika frekuensi nada A adalah 440 Hz!
2.
Apakah
yang dimaksud dengan rresonansi dan bagaimana syarat terjadinya resonansi!
3.
Jelaskan
proses terjadinya pemantulan bunyi!
4.
Prinsip pemantulan
bunyi digunakan untuk mengukur kedalaman laut. Bunyi pantul terdengar 0,4 sekon
setelah bunyi aslinya. Jika cepat rambat
bunyi dalam air laut 1.500 m/s, hitunglah kedalaman air laut tersebut!
SUMBER-SUMBER
BUNYI
GETARAN BUNYI
Sehelai
dawai ditegangkan dengan beban variabel. Jika dawai dipetik di
tengah-tengahnya, maka seluruh dawai akan bergetar membentuk setengah panjang
gelombang.
Gelombang
yang terjadi adalah gelombang stasioner, pada bagian ujung terjadi simpul dan
di bagain tengah terjadi perut. jadi panjang kawat L =
atau = lo = 2L. Nada
yang ditimbulkan adalah nada dasar, Jika frekwensinya
dilambangkan dengan fo maka :
fo . lo = fo .
2L = v fo = 
Jika tepat
ditengah dawai dijepit, kemudian senar digetarkan maka getaran yang terjadi
dalam senar digambar sebagai berikut :

Senar
digetarkan pada jarak
L dari salah satu ujung senar. Gelombang yang terjadi
menunjukkan bahwa pada seluruh panjang tali erjadi 1 gelombang. Jadi L = l1 dan nada yang ditimbulkannya
merupakan nada atas pertama., dengan frekwensi f1.
Maka f1
. l1 = f1 .
L = v f1 =
=
Dawai juga
dapat digetarkan sedemikian sehingga antara kedua ujungnya terdapat dua buah
simpul, yaitu dengan cara pada jarak
panjang dawai dari
salah satu ujungnya dijepit dengan penumpu dan dawai digetarkan pada jarak
L, maka pola gelombang yang terjadi dapat digambar sebagai
berikut :

Seluruh
panjang dawai akan menggetar dengan membentuk 1
gelombang.
Jadi L = 1
l2 Nada yang ditimbulkan adalah nada
atas kedua dengan frekwensi f2.
Jadi :
L =
l2 atau l2 =
L
f2 .
l2 = f2 .
L = v
f2
= 
dari data
di atas dapat disimpulkan :
fo : f1 : f2
: .
. . = 1 : 2 : 3 : .
. .
Yang
disebut nada selaras (nada harmonis) atau juga dinamakan nada flageolet.
Rumus umum dari
pada frekwensi nada-nada tersebut di atas adalah :
karena v
adalah kecepatan rambat gelombang transversal, maka

dari
persamaan di atas dapat disimpulkan dalam hukum Mersenne berikut ini
:
1.
Frekwensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan
panjang dawai.
2.
Frekwensi nada dasar dawai berbanding lurus (
berbanding senilai ) dengan akar
kuadrat tegangan tali.
3.
Frekwensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan
akar kudrat penampang dawai.
4.
Frekwensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan
akar kuadrat masa jenis bahan dawai.
Pada nada
atas ke-n terdapat ( n+2 ) simpul dan ( n+1 ) perut.
GETARAN KOLOM UDARA
PIPA ORGANA TERBUKA.
Kolom udara
dapat beresonansi, artinya dapat bergetar. Kenyataan ini digunakan pada alat
musik yang dinamakan Organa, baik organa dengan pipa tertutup maupun pipa
terbuka. Dibawah ini adalah gambar penampang pipa organa terbuka.

Jika Udara
dihembuskan kuat-kuat melalui lobang A dan diarahkan ke celah C, sehingga
menyebabkan bibir B bergetar, maka udarapun bergetar. Gelombang getaran udara
merambat ke atas dan oleh lubang sebelah atas gelombang bunyi dipantulkan ke
bawah dan bertemu dengan gelombang bunyi yang datang dari bawah berikutnya,
sehingga terjadilah interferensi. Maka dalam kolom udara dalam pipa organa
timbul pola gelombang longitudinal stasioner. Karena bagian atas pipa terbuka,
demikian pula celah C, maka tekanan udara di empat tersebut tentulah sama dan
sama dengan tekanan udara luar, jadi tekanan di tempat tersebut timbulah perut.
Pada gambar
(b) di atas terlihat 1 simpul diantara 2 perut. Ini berarti pipa organa
bergetar dengan nada terendah yang disebut nada dasar organa. Frekwensi nada
dasar dilambangkan fo, jadi L = 
o atau
o = 2L, sehingga fo=
.
Pada gambar
(c) memperlihatkan dua simpul dan satu perut diantara kedua perut, dikatakan
udara dalam pipa organa bergetar dengan nada atas pertama dan dilambangkan
dengan f1. Pada pola tersebut sepanjang kolom udara dalam pipa
terjadi 1 gelombang.
Jadi :
f1 .
l1 = f1 .
L = v
f1
=
=
Pada gambar
(d) memperlihatkan 3 simpul dan dua perut di antara kedua perut, dan bunyi yang
ditimbulkan merupakan nada atas kedua dilambangkan f2. Pada pola
tersebut dalam pipa organa terbuka tersebut terjadi 1
gelombang,
jadi :
L =
l2 atau l2 =
L
f2 .
l2 = f2 .
L = v
f2
= 
Secara
berturut-turut peristiwa di atas dapat kita amati sebagai berikut :
Pada nada
atas ke-n terdapat : ( n+2 ) perut dan ( n+1 ) simpul sehingga secara umum
dapat dirumuskan sebagai :
Dari data
di atas dapat disimpulkan bahwa :
fo : f1 : f2
: f3 : . .
. = 1 : 2 : 3 : 4 : .
. .
Ungkapan
tersebut dinamakan Hukum Bernoulli ke I, yaitu : Frekwensi nada-nada yang
dihasilkan oleh pipa organa terbuka berbanding sebagai bilangan asli.
PIPA ORGANA TERTUTUP
Apabila
pada ujung atas pipa organa tertutup, maka dinamakan pipa organa tertutup,
sehingga gelombang longitudinal stasioner yang terjadi pada bagian ujung
tertutup merupakan simpul dan pada bagian ujung terbuka terjadi perut.
Gambar
berikut menunjukkan berbagi pola getaran yang terjadi pada pipa organa
tertutup.

Pada (a)
memberikan nada dasar dengan frekwensi fo. Pada panjang kolom udara
L terjadi 1/4 gelombang, karena hanya terdapat 1 simpul dan 1 perut.
Jadi :
L
= 
o ;
o = 4L
f0 .
l0 = f0.
4L = v
f0
= 
Pada pola (
b ) memberikan nada atas pertama dengan Frekwensi f1. Sepanjang
kolom udara pipa organa tertutup terjadi 2 simpul dan 2 perut, sehingga panjang
pipa =
panjang gelombang.
Jadi :
L =
1 atau
1 =
L
f1 .
l1 = f1 .
L = v
f1
= 
Pada pola (
c ) memberikan nada atas kedua dengan dengan frekwensi f2 pada
panjang kolom udara pipa organa tertutup terjadi 3 simpul dan 3 perut, sehinga
panjang pipa =
panjang gelombang.
Jadi :
L =
l2 atau l2 =
L
f2 .
l2 = f2 .
L = v
f2
= 
Dari
keterangan di atas dapat disimpulkan :
Pada nada
atas ke-n terdapat ( n+1 ) simpul dan ( n+1 ) perut.
fo : f1 : f2
: f3 : . .
. = 1 : 3 : 5 : 7 : .
. .
Ungkapan
ini dinamakan Hukum Bernoulli ke II : Frekwensi nada pipa organa tertutup berbanding
sebagai bilangan-bilangan ganjil.
Secara umum
dirumuskan :
Sehingga untuk panjang gelombangnya
:
SETIAP
GELOMBANG MERAMBATKAN ENERGI
Rambatan
bunyi adalah ramabatan gelombang, sedangkan rambatan gelombang adalah salah
satu bentuk rambatan energi. Makin besar energi bunyi yang diterima makin
nyaring suara yang kita dengar.
INTENSITAS BUNYI.
Yang
dimaksud dengan intensitas bunyi ialah :
Besar energi bunyi tiap satuan waktu tiap satuan luas yang datang tegak
lurus.
Dapat
dirumuskan sebagai :
I = Intensitas bunyi dalam watt/m2
atau watt/cm2
A = Luas
bidang bola dalam m2 atau cm2
P = Daya bunyi dalam J/det atau watt.
Bila S
merupakan sumber bunyi yang berdaya P watt dan energi bunyi merambat ke segala
arah sama rata, Intensitas bunyi di titik yang jaraknya R dari S adalah :
Kesimpulan
: Intensitas bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
TARAF INTENSITAS BUNYI. ( TI )
Intensitas
bunyi terkecil yang masi merangsang pendengaran disebut harga ambang
pendengaran, besarnya 10-12 watt/m2.
Intensitas
bunyi terbesar yang masih dapat didengar tanpa menimbulkan rasa sakit pada
telinga sebesar 1 watt/m2.
Logaritma
perbandingan intensitas bunyi dengan harga ambang pendengaran disebut Taraf Intensitas Bunyi.
TI taraf intensitas bunyi dalam : Bel.
I adalah intensitas bunyi.
Io adalah harga ambang pendengaran.
Bila satuan
TI dalam Decibel ( dB ) hubungan di atas menjadi :
INTERFERENSI 2
GELOMBANG BERFREKWENSI BERBEDA SEDIKIT MENIMBULKAN LAYANGAN.
Sebuah
titik P mulai bergetar karena mendapat usikan dari dua gelombang yang frekwensi
f1 dan f2, dimana f1 - f2 = d ( d bilangan kecil ), Getaran
yang dilakukan P oleh pengaruh gelombang-gelombang tersebut masing-masing
mempunyai persamaan sebagai berikut :
Persamaan
gelombang yang pertama : y1 = A1 sin 2 p f1 t
Persamaan
gelombang yang kedua : y2 =
A2 sin 2 p f2
t
Dalam hal
ini A1 = A2 = A, sehingga superposisi kedua gelombang
dinyatakan dengan :
y
= y1 + y2
y
= A sin 2 p f1 t
+ A sin 2 p f2
t
y
= 2A sin 2 p
(f1 + f2 ) t . cos 2 p
(f1 - f2) t
y
= 2 A sin
t . cos
t
Karena f1
- f2 = d, maka
persamaan di atas menjadi :
y
= 2A sin 2 p
(f1 + f2 ) t . cos 2 p
d t
Karena
nilai d kecil,
maka nilai
(f1 + f2 ) t =
( f + f + d ) = f
Sehingga
persamaan di atas dapat ditulis :
y
= 2A cos p d t . sin 2 p f t
Persamaan
di atas dapat dianggap sebagai persaman
getaran selaras dengan frekwensi f dan amplitudo yang tergantung dari pada
waktu, yaitu 2A cos p d t. Ini berarti amplitudo
tersebut mempunyai frekwensi
d dan
periode
detik. Ini berarti
bahwa dalam selang waktu
detik amplitudo
mencapai harga nol - ekstrim - nol -
ekstrim - nol.
Karena kuat
bunyi (intensitas bunyi) berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya, maka
makin besar amplitudonya, makin kuatlah bunyi tersebut, sehinga dalam interval
detik tersebut juga akan terdengar bunyi lemah - kuat - lemah - kuat - lemah sesuai dengan pengertian
satu layangan.
Layangan
adalah interferensi dua getaran harmonis yang sama arah getarnya, tetapi
mempunyai perbedaan frekwensi sedikit sekali. Misalnya dua getaran A dan N
berturut-turut mempunyai frekwensi f1 = 4 Hz dan f2 = 6
Hz
Mula-mula
kedua sumber getar bergetar dengan fase sama, jadi superposisi gelombang saling
memperkuat atau terjadi penguatan. Setelah beberapa saat getaran B mendahului
getaran dari pada A, sehingga fasenya berlawanan, jadi saat
ini superposisi saling menghapus. Beberapa saat kemudian B bergetar satu
getaran lebih dahulu dari A, maka saat ini fase A dan B sama lagi dan terjadi
superposisi saling memperkuat lagi, artinya terjadi terjadi penguatan lagi dan
seterusnya.
Dari grafik
di atas terlihat bahwa amplitudo dari superposisi adalah y = y1 + y2
yang harganya bertambah besar dari nol sampai maksimum dan kemudian menjadi
kecil lagi dari maksimum sampai nol.
Pada saat
terjadi amplitudo maksimum, maka interferensi mencapai terkuat atau terjadi
penguatan dan pada saat amplitudo minimum terjadi interferensi pelemahan. Yang
dimaksud dengan satu layangan ialah bunyi yang terdengar keras- lemah - keras
atau lemah - keras - lemah, seperti yang terlihat pada grafik.
Jika untuk
terjadi satu layangan diperlukan waktu
detik, maka dalam satu detik terjadi layangan. Bilangan ini ternyata sama
dengan selisih frekwensi antara sumber bunyi yang menimbulkannya.
Jadi :
d = / f1 - f2
/
d = jumlah layangan.
f1
dan f2 adalah frekwensi-frekwensi yang menimbulkan layangan.
Langganan:
Komentar (Atom)
